HIDROPONIK
Hidroponik (latin; hydro = air; ponos = kerja) adalah
suatu metode bercocok tanam tanpa menggunakan media tanah, melainkan dengan
menggunakan larutan mineral bernutrisi atau bahan lainnya yang mengandung unsur
hara seperti sabut kelapa, serat mineral, pasir, pecahan batu bata, serbuk
kayu, dan lain-lain sebagai pengganti media tanah.
Berdasarkan media tumbuh yang digunakan, hidroponik
dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
1 Kultur
Air. Teknik ini telah lama dikenal, yaitu sejak pertengahan abad ke-15
oleh bangsa Aztec. Dalam metode ini tanaman ditumbuhkan pada media tertentu
yang di bagian dasar terdapat larutan yang mengandung hara makro dan mikro,
sehingga ujung akar tanaman akan menyentuh larutan yang mengandung nutrisi
tersebut.
2 Kultur
Agregat. Media tanam berupa kerikil, pasir, arang sekam padi (kuntan),
dan lain-lain yang harus disterilkan terlebih dahulu sebelum digunakan.
Pemberian hara dengan cara mengairi media tanam atau dengan cara menyiapkan
larutan hara dalam tangki atau drum, lalu dialirkan ke tanaman melalui selang
plastik.
3 Nutrient
Film Technique. NFT (Nutrient Film Technique) adalah salah satu sistem
dalam budidaya secara hidroponik. Sistem ini menggunakan media air yang
mengandung nutrisi, dan air tersebut mengalir tipis rata-rata 0.5 mm - 3 mm,
tipis seperti film. sedangkan akar terendam sebagian. Tetapi sistem ini pun
sudah sangat berkembang dan di modifikasi dengan berbagai teknik, sebagian
besar aliran air nutrisi tanaman mengailir dan embali lagi di alirkan
(circulating).Hidroponik NFT pertama kali muncul di Inggris pada tahun 1970,
dan sepengetahuan saya sistem ini mulai masuk di Indonesia tahun 1992.
Faktor-faktor Penting dalam Budidaya Hidroponik:
1. Unsur Hara.
Pemberian larutan hara yang teratur sangatlah
penting pada hidroponik, karena media hanya berfungsi sebagai penopang tanaman
dan sarana meneruskan larutan atau air yang berlebihan.Hara tersedia bagi
tanaman pada pH 5.5 – 7.5 tetapi yang terbaik adalah 6.5, karena pada kondisi
ini unsur hara dalam keadaan tersedia bagi tanaman. Unsur hara makro dibutuhkan
dalam jumlah besar dan konsentrasinya dalam larutan relatif tinggi. Termasuk
unsur hara makro adalah N, P, K, Ca, Mg, dan S. Unsur hara mikro hanya
diperlukan dalam konsentrasi yang rendah, yang meliputi unsur Fe, Mn, Zn, Cu,
B, Mo, dan Cl.
Kebutuhan tanaman akan unsur hara berbeda-beda
menurut tingkat pertumbuhannya dan jenis tanaman (Jones, 1991).Larutan hara
dibuat dengan cara melarutkan garam-garam pupuk dalam air. Berbagai garam jenis
pupuk dapat digunakan untuk larutan hara, pemilihannya biasanya atas harga dan
kelarutan garam pupuk tersebut.
2. Media Tanam Hidroponik.
Jenis media tanam yang digunakan sangat berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Media yang baik membuat unsur
hara tetap tersedia, kelembaban terjamin dan drainase baik. Media yang
digunakan harus dapat menyediakan air, zat hara dan oksigen serta tidak
mengandung zat yang beracun bagi tanaman. Bahan-bahan yang biasa digunakan
sebagai media tanam dalam hidroponik antara lain pasir, kerikil, pecahan batu
bata, arang sekam, spons, dan sebagainya. Bahan yang digunakan sebagai media
tumbuh akan mempengaruhi sifat lingkungan media.
Tingkat suhu, aerasi dan kelembaban media akan
berlainan antara media yang satu dengan media yang lain, sesuai dengan bahan
yang digunakan sebagai media. Arang sekam (kuntan) adalah sekam bakar yang
berwarna hitam yang dihasilkan dari pembakaran yang tidak sempurna, dan telah
banyak digunakan sabagai media tanam secara komersial pada sistem hidroponik.
Komposisi arang sekam paling banyak ditempati oleh
SiO2 yaitu 52% dan C sebanyak 31%. Komponen lainnya adalah Fe2O3, K2O, MgO,
CaO, MnO, dan Cu dalam jumlah relatif kecil serta bahan organik. Karakteristik
lain adalah sangat ringan, kasar sehingga sirkulasi udara tinggi karena banyak pori,
kapasitas menahan air yang tinggi, warnanya yang hitam dapat mengabsorbsi sinar
matahari secara efektif, pH tinggi (8.5 – 9.0), serta dapat menghilangkan
pengaruh penyakit khususnya bakteri dan gulma.
3. Oksigen.
Keberadaan Oksigen dalam sistem hidroponik sangat
penting. Rendahnya oksigen menyebabkan permeabilitas membran sel menurun,
sehingga dinding sel makin sukar untuk ditembus, Akibatnya tanaman akan
kekurangan air. Hal ini dapat menjelaskan mengapa tanaman akan layu pada
kondisi tanah yang tergenang. Tingkat oksigen di dalam pori-pori media
mempengaruhi perkembangan rambut akar.
Pemberian oksigen ini dapat dilakukan dengan
berbagai cara, seperti: memberikan gelembung-gelembung udara pada larutan
(kultur air), penggantian larutan hara yang berulang-ulang, mencuci atau
mengabuti akar yang terekspose dalam larutan hara dan memberikan lubang
ventilasi pada tempat penanaman untuk kultur agregat.
4. Air.
Kualitas air yang sesuai dengan pertumbuhan tanaman
secara hidroponik mempunyai tingkat salinitas yang tidak melebihi 2500 ppm,
atau mempunyai nilai EC tidak lebih dari 6,0 mmhos/cm serta tidak mengandung
logam-logam berat dalam jumlah besar karena dapat meracuni tanaman.
Tanaman hidroponik bisa dilakukan secara kecil-kecilan
di rumah sebagai suatu hobi ataupun secara besar-besaran dengan tujuan
komersial.
Beberapa kelebihan tanaman dengan sistim hidroponik
ini antara lain:
- Ramah lingkungan karena tidak menggunakan pestisida
atau obat hama yang dapat merusak tanah, menggunakan air hanya 1/20 dari
tanaman biasa, dan mengurangi CO2 karena tidak perlu menggunakan kendaraan atau
mesin.
- Tanaman ini tidak merusak tanah karena tidak
menggunakan media tanah dan juga tidak membutuhkan tempat yang luas.
- Bisa memeriksa akar tanaman secara periodik untuk
memastikan pertumbuhannya
- Pemakaian air lebih efisien karena penyiraman air
tidak perlu dilakukan setiap hari sebab media larutan mineral yang dipergunakan
selalu tertampung di dalam wadah yang dipakai
- Hasil tanaman bisa dimakan secara keseluruhan
termasuk akar karena terbebas dari kotoran dan hama
- Lebih hemat karena tidak perlu menyiramkan air
setiap hari, tidak membutuhkan lahan yang banyak, media tanaman bisa dibuat
secara bertingkat
- Pertumbuhan tanaman lebih cepat dan kualitas hasil
tanaman dapat terjaga
- Bisa menghemat pemakaian pupuk tanaman
- Tidak perlu banyak tenaga kerja
- Lingkungan kerja lebih bersih
- Tidak ada masalah hama dan
penyakit tanaman yang disebabkan oleh bakteri, kulat dan cacing nematod yang
banyak terdapat dalam tanah
- Dapat tanam di mana saja bahkan di garasi dan tanah
yang berbatu
- Dapat ditanam kapan saja karena tidak mengenal musim
Beberapa tanaman yang sering ditanam secara
hidroponik, adalah sayur-sayuran seperti bak choy, brokoli, sawi, kailan,
bayam, kangkung, tomat, bawang, bahkan strowbery, dll. Tanaman demikian sering
menjadi pilihan utama kaum vegan/vegetarian yang sangat memperhatikan proses
suatu tanaman apakah terdapat pembunuhan makhluk hidup, tercampur unsur
kimiawi, konservasi lingkungan dan usaha penghijauan.
Teknik Hidroponik
Terdapat dua teknik utama dalam cara bercocok tanam
hidroponik. Yang pertama menggunakan larutan dan satunya menggunakan media.
Metode yang menggunakan larutan tidak membutuhkan media keras untuk pertumbuhan
akar, hanya cukup dengan larutan mineral bernutrisi. Contoh cara dalam teknik
larutan yang umum dipakai adalah teknik larutan statis dan teknik larutan alir.
Sedangkan untuk teknik media adalah tergantung dari jenis media yang
dipergunakan, bisa berupa sabut kelapa, serat mineral, pasir, pecahan batu bata,
serbuk kayu, dan lain-lain sebagai pengganti media tanah.
Terlepas dari teknik yang diterapkan, kebanyakan
tempat talangan hidroponik terbuat dari plastik, tapi bahan lain juga bisa
dipakai termasuk bak beton, kaca, baja, kayu dan bahan solid lainnya. Tempat
penampungan harus dijauhkan dari cahaya guna mencegah pertumbuhan lumur di
dalam air bernutrisi yang telah diisi.
Berikut uraian beberapa teknik hidroponik yang sering
dipakai.
Keuntungan dan Kendala Hidroponik
Beberapa kelebihan bertanam secara hidroponik
adalah produksi tanaman persatuan luas lebih banyak, tanaman tumbuh lebih
cepat, pemakaian pupuk lebih hemat, pemakaian air lebih efisien, tenaga kerja
yng diperlukan lebih sedikit, lingkungan kerja lebih bersih, kontrol air, hara
dan pH lebih teliti, masalah hama dan penyakit tanaman dapat dikurangi serta
dapat menanam tanaman di lokasi yang tidak mungkin/sulit ditanami seperti di
lingkungan tanah yang miskin hara dan berbatu atau di garasi (dalam ruangan
lain) dengan tambahan lampu. Sedangkan kelemahannya adalah ketersediaan dan
pemeliharaan perangkat hidroponik agak sulit, memerlukan keterampilan khusus
untuk menimbang dan meramu bahan kimia serta investasi awal yang mahal.
Teknik Larutan Statis
Teknik ini telah lama dikenal, yaitu sejak pertengahan
abad ke-15 oleh bangsa Aztec. Dalam teknik ini, tanaman disemai pada media
tertentu bisa berupa ember plastik, baskom, bak semen, atau tangki. Larutan
biasanya dialirkan secara pelan-pelan atau tidak perlu dialirkan. Jika tidak
dialirkan, maka ketinggian larutan dijaga serendah mungkin sehingga akar
tanaman berada di atas larutan, dan dengan demikian tanaman akan cukup
memperoleh oksigen. Terdapat lubang untuk setiap tanaman. Tempat bak bisa
disesuaikan dengan pertumbuhan tanaman. Bak yang tembus pandang bisa ditutup
dengan aluminium foil, kertas pembungkus makanan, plastik hitam atau bahan
lainnya untuk menghindari cahaya sehingga dapat menghindari tumbuhnya lumur di
dalam bak. Untuk menghasilkan gelembung oksigen dalam larutan, bisa menggunakan
pompa akuarium. Larutan bisa diganti secara teratur, misalnya setiap minggu,
atau apabila larutan turun di bawah ketinggian tertentu bisa diisi kembali
dengan air atau larutan bernurtrisi yang baru.
Teknik Larutan Alir
Ini adalah suatu cara bertanam hidroponik yang
dilakukan dengan mengalirkan terus menerus larutan nutrisi dari tangki besar
melewati akar tanaman. Teknik ini lebih mudah untuk pengaturan karena suhu dan
larutan bernutrisi dapat diatur dari tangki besar yang bisa dipakai untuk
ribuan tanaman. Salah satu teknik yang banyak dipakai dalam cara Teknik Larutan
Alir ini adalah teknik lapisan nutrisi (nutrient film technique) atau
dikenal sebagai NFT, teknik ini menggunakan parit buatan yang terbuat dari
lempengan logam tipis anti karat, dan tanaman disemai di parit tersebut. Di
sekitar saluran parit tersebut dialirkan air mineral bernutrisi sehingga
sekitar tanaman akan terbentuk lapisan tipis yang dipakai sebagai makanan
tanaman. Parit dibuat dengan aliran air yang sangat tipis lapisannya sehingga
cukup melewati akar dan menimbulkan lapisan nutrisi disekitar akar dan terdapat
oksigen yang cukup untuk tanaman.
Teknik Agregat Media
Teknik ini menggunakan media tanam berupa kerikil,
pasir, arang sekam, batu bata, dan media lainnya yang disetrilkan terlebih dahulu
sebelum dipergunakan untuk mencegah adanya bakteri di media. Pemberian nutrisi
dilakukan dengan teknik mengairi media tersebut dengan pipa dari air larutan
bernutrisi yang ditampung dalam tangki atau tong besar.
Beberapa Faktor Penting yang Harus Diperhatikan
- Larutan Nutrisi, harus memperhatikan jumlah dan
unsur pH yang sesuai. Unsur pH berkisar 5,5 hingga 7,5. Larutan nutrisi ini
mengandung konsentrasi N, P, K, Ca, Mg, S, dalam jumlah yang besar, sedangkan
unsur Fe, Mn, Zn, Cu, B, Mo, dan Cl dalam jumlah yang kecil. Larutan hara
dibuat dengan cara melarutkan garam-garam pupuk dalam air. Berbagai garam jenis
pupuk dapat digunakan untuk larutan hara, pilihan biasanya atas harga dan
kelarutan garam pupuk tersebut.
- Media Tanam, antara lain terdiri dari batu bata,
pasir, kerikil, arang sekam, spons, batu apung, dll.
- Air, harus diperhatikan kualitas air yang
dipergunakan, tingkat salinitas tidak melebihi 2500 ppm dan nilai EC tidak
lebih dari 6,0 mmhos/cm. Air tidak boleh mengandung terlalu banyak unsur logal
berat.
- Oksigen, memegang peranan penting dalam hidroponik.
Kekurangan oksigen akan menyebabkan dinding sel sulit untuk ditembus, sehingga
tanaman akan kekurangan air. Dengan demikian tanaman akan cepat layu karena
larutan tidak mengandung oksigen. Pemberian oksigen ke dalam larutan dapat
melalui gelembung udara seperti pompa air gelembung yang dipakai akuarium,
penggantian larutan nutrisi secara rutin, membersihkan atau mencabut akar
tanaman yang terlalu panjang, dan memberikan lubang ventilasi pada tempat
penanaman.
Prospek Usaha Tanaman Hidroponik
Berbicara tentang usaha dalam bidang hidroponik tidak
terlepas dari jasa Bp. Bob Sadino yang dapat dianggap sebagai orang pertama
yang memperkenalkan sistim bercocok tanam sayur hidroponik di Indonesia.
Sayuran hidroponik mulai diperkenalkan oleh Bob Sadino di supermarket KemChick
pada sekitar tahun 90-an. Sekarang, sayur hydroponik dapat dibeli di beberapa
supermarket terkenal. Harga sayur hidroponik dipasang dengan 4 hingga 5 kali
lebih mahal daripada harga sayur biasa di pasar tradisional. Namun, karena
sayuran hidroponik terbebas dari pemakaian pestisida, proses tanam hingga panen
yang berhigenitas tinggi, lebih segar, dan packaging yang lebih baik, sehingga
sayuran hidroponik yang dijual di beberapa supermarket selalu cepat terjual
habis.
Dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan
gerakan vegan/vegetarian dalam mengatasi permasalahan pemanasan global,
tentunya permintaan sayuran dan buah-buahan yang berasal dari proses yang ramah
lingkungan akan menjadi permintaan utama dalam daftar konsumsi mereka.
Karena terbatasnya persediaan, dan makin tingginya
permintaan sayuran jenis hidroponik ini sehingga peluang bisnis yang ramah
lingkungan ini cukup baik untuk digeluti oleh para pengusaha dalam skala yang
besar, termasuk peluang ekspor ke pasar negara tetangga yang permintaannya
sangat tinggi, seperti Singapura dan Malaysia.
Dari beberapa referensi yang diperoleh, biaya
investasi untuk penanaman hidroponik secara komersial dengan skala kecil untuk
luas tanah sekitar 100 m2 sekitar Rp 150 juta untuk pembuatan bak tanaman, bak
penampung air, pipa saluran air, media , cairan larutan, dan bibit tanaman.
Pengembalian investasinya sekitar Rp 500 juta hingga Rp 750 juta per tahun.
Suatu peluang usaha yang pantas untuk digeluti !
sumber: Rahasia Pemanasan Global, Solusi dan
Peluang Bisnis
Catatan: Di rumah, saya coba memanfaatkan air yang
berasal dari kolam ikan koi yang ditarik dengan menggunakan pompa air ke
tanaman hydroponik yang saya rancang dengan menggunakan talang air dan kemudian
disalurkan kembali ke kolam air tersebut. Benih sayuran yang telah disemai
(dengan menggunakan pasir malang, dan
hanya benih kangkung dan bayam) selama 2 – 3 minggu, sudah bisa
dipindahkan ke talang hydroponik, dan dalam waktu 3 minggu sudah bisa
dipanen. Saya sama sekali tidak menggunakan air nutrisi, dan hanya semata-mata
memanfaatkan air kolam ikan koi dengan tambahan pasir malang di
dalam talang air.
Cara membuatnya :
1. Talang air dipotong dengan ukuran 1 meter
2. Pralon untuk mengalirkan air dari kolam ke
masing-masing talang dengan menggunakan pompa air kolam yang dialirkan masuk
dari sisi talang depan atas dan keluar dari ujung bawah talang sisi lainnya
3. Gabus stereoform yang dipotong seukuran talang air
dan dilubangi dengan ukuran gelas mini plastik agar-agar jely.
4. Beli satu bungkus makanan snak agar-agar jely di
supermarket, dan setelah dimakan isinya, plastiknya bisa dimanfaatkan dengan
menggunting sampai ke ujung (dibelah satu sisi) sehingga bisa menjepit sayuran
yang akan ditanam.
5. kapas saringan ikan digunting ukuran kecil utk
membungkus bagian atas akar sayuran
6. masukkan sayuran yang telah dibungkus kapas
saringan ke gelas plastik agar-agar jely dan letakkan di lubang-lubang gabus
talang yang dialiri air kolam tsb
7. Untuk mencegah ulat dan serangga atau hama lainnya,
bisa ditutup dengan menggunakan jala halus.
Teknik Budidaya
A. Media.
Media hidroponik yang baik memiliki pH yang netral
atau antara 5.5 -6.5. Selain itu media harus porous dan dapat mempertahankan
kelembaban. Media yang digunakan dapat dibedakan menjadi dua berdasarkan tahap
pertumbuhan tanaman :
1. Media untuk persemaian atau pembibitan.
Untuk persemaian dapat digunkan media berupa pasir halus, arang sekam atau
rockwool. Pasir halus sering digunakan karena mudah diperoleh dan harganya
murah, namun kurang dapat menahan air dan tidak terdapat nutrisi di dalamnya.
Media yang biasa digunakan adalah campuran arang sekam dan serbuk gergaji atau
serbuk sabut kelapa.
2. Media untuk tanaman dewasa.
Media untuk tanaman dewasa hampir sama dengan media semai, yaitu pasir agak
kasar, arang sekam, rockwool dan lain-lain. Media yang ideal adalah arang
sekam. Keuntungannya adalah kebersihan dan sterilitas media lebih terjamin
bebas dari kotoran maupun organisme yang dapat mengganggu seperti cacing, kutu
dan sebagainya yang dapt hidup dalam pasir. Media arang sekam bersifat lebih
ringan namun lebih mudah hancur, penggunaannya hanya dapat untuk dua kali
pemakaian. Arang sekam dapat dibeli di toko-toko pertanian atau membuat
sendiri.
B. Benih.
Pemilihan benih sangat penting karena produktivitas
tanaman teranganutng dari keunggulan benih yang dipilih. Periksa label kemasan
benih, yaitu tanggal kadaluarsa, persentase tumbuh dan kemurnian benih.
Pemilihan komoditas yang akan ditanam diperhitungkan masak-masak mengenai harga
dan pemasarannya. Contoh sayuran eksklusif yang mempunyai nilai jual di atas
rat-rata adalah tomat Recento, ketimun Jepang, Melon, parika, selada, kailan,
melon dan lain-lain.
C. Peralatan Budidaya Hidroponik.
- Wadah semai, bisa menggunakan pot plastik, polybag kecil, bak plastik, nampan semai, atau kotak kayu (Wadah tanaman dewasa, umumnya digunakan polybag berukuran 30-40 cm dengan lobang secukupnya untuk mengalirkan kelebihan air saat penyiraman).
- Kertas tissu/koran basah untuk menjaga kelembaban.
- Ayakan pasir untuk mengayak media semai.
- Handsprayer untuk penyiraman.
- Centong pengaduk media, pinset untuk mengambil bibit dari wadah semai.
- Polybag ukuran 5 kg untuk penanaman transplant, benang rami (seperti yang sering digunakan tukang bangunan) untuk mengikat tanaman, dan ember penyiram.
D. Pelaksanaan.
1. Persiapan media semai.
Sebelum melakukan persemaian, sempuran media semai
diaduk dahulu secara merata.
2. Persemaian tanaman.
a. Persemaian benih besar. Untuk
benih yang berukuran besar seperti benih melon dan ketimun, sebaiknya dilakukan
perendaman di dala air hangat kuku selama 2-3 jam dan langsung ditanamkan dalam
wadah semai yang berisi media dan telah disiram dengan air. Benih diletakkan
dengan pinset secara horisontal 4-5 mm dibawah permukaan media. Transplanting
bibit dari wadah semai ke wadah yang lebih besar dapat dilakukan ketika tinggi
bibit sekitar 12-15 cm (28-30 hari setelah semai).
b. Persemaian benih kecil. Untuk
benih berukuran kecil seperti tomat, cabai, terong dan sebagainya cara
persemaiannya berbeda dengan benih besar. Pertama siapkan wadah semai dengan
media setebal 5-7 cm. Di tempat terpisah tuangkan benih yang dicampurkan dengan
pasir kering steril secukupnya dan diaduk merata. Benih yang telah tercampur
dengan pasir ditebarkan di atas permukaan media semai secara merata, kemudian
ditutup dengan media semai tipis-tipis (3-5 mm). Setelah itu permukaan wadah
semai ditutup dengan kertas tisu yang telah dibasahi dengan handsprayer
kemudian simpan di tempat gelap dan aman.Wadah semai sebaiknya dikenakan sinar
matahari tip pagi selama 1-2 jam agar perkecambahan tumbuh dengan baik dan
sehat. Setelah benih mulai berkecambah, kertas tisu dibuang. Setelah bibit
mencapai tinggi 2-3 cm dipindahkan ke dalam pot/polybag pembibitan.
3. Perlakuan semai.
Bibit kecil
yang telah berkecambah di dalam wadah semai perlu disirami dengan air biasa.
Penyiraman jangan berlebih, karena dapat menyebabkan serangan penyakit busuk.
Siapkan Tray semai dan media (cocopeat/arang sekam/rockwool), basahi dengan air
bersih sampai lembab.
Msukan benih Lettuce atau kailan kedalam lubang Tray, Kemudian tutup dengan plastik hitam supaya tidak terkena sinar matahari langsung. Simpan ke ruangan yang aman.
3-4 hari kemudian buka plastik dari Tray, dan benih sudah mulai tumbuh.
Tempatkan diruang terbuka, tetapi tidak langsung terkena sinar matahari, semprot dengan air memakai hand sprayer untuk tetap lembab.
Gambar Semai,
Gambar tray ditutup plastik
Gabar Benih berkecambah
gambar Bibit Siap Pindah ke Talang/PVC.
Msukan benih Lettuce atau kailan kedalam lubang Tray, Kemudian tutup dengan plastik hitam supaya tidak terkena sinar matahari langsung. Simpan ke ruangan yang aman.
3-4 hari kemudian buka plastik dari Tray, dan benih sudah mulai tumbuh.
Tempatkan diruang terbuka, tetapi tidak langsung terkena sinar matahari, semprot dengan air memakai hand sprayer untuk tetap lembab.
Gambar Semai,
Gambar tray ditutup plastik
Gabar Benih berkecambah
gambar Bibit Siap Pindah ke Talang/PVC.
4. Pembibitan.
Setalah
bibit berumur 15-17 hari (bibit yang berasal dari benih kecil) perlu
dipindahkan dari wadah semai ke pot/polybag pembibitan agar dapat tumbuh dengan
baik. Caranya adalah dengan mencabut kecambah di wadah semai (umur 3-4 minggu
setelah semai) secara hati-hati dengan tangan agar akar tidak rusak kemudian
tanam pada lubang tanam yang telah dibuat pada pot/polybag pembibitan.
5. Transplanting/pindah tanam.
Sebelum dilakukan
pindah tanam, perlu dilakukan persiapan media tanam, yaitu dengan mengisikan
media tanam ke polybag. Sebaiknya pengisian dilakukan di dekat lokasi penanaman
di dalam green house agar sterilitas media tetap terjaga. Setelah wadah tanam
siap dan dibuatkan lubang tanam, maka transplanting siap dilakukan.
Transplanting dilakukan dengan membalikkan pot pembibitan secara perlahan-lahan
dan menahan permukaannya dengan jemari tangan (bibit dijepit diantara jari
telunjuk dan jari tengah). Jika pada pembibitan digunakan polybag, maka cara
transplanting bisa dilakukan dengan memotong/menggunting dasar polybag secara
horisontal.
6. Penyiraman.
Penyiraman
dilakukan secara kontinu, dengan indikator apabila media tumbuh dipegang dengan
tangan terasa kering. Meida tanam hidroponik bersifat kering sehingga
penyiraman tanaman jangan sampai terlambat. Jenis dan cara penyiraman adalah
sebagai berikut:
a. Penyiraman manual. Penyiraman
dilakukan dengan handsprayer, gembor/emprat atau gayung. Cara penyiramannya
adalah sebagai berikut :
1) Pada masa persemaian. Cara
penyiraman untuk benih berukuran kecil cukup dengan handsprayer 4-5 kali sehari
untuk menjaga kelembaban media. Untuk benih berukuran besar digunakan
gembor/emprat berlubang halus atau tree sprayer.
2) Pada masa pembibitan.
Penyiraman dilakukan dengan gembor dilakukan sebanyak 5-6 kali sehari dan
ditambahkan larutan encer hara.
3) Pada masa pertumbuhan dan produksi.
Penyiraman dilakukan dengan memeberikan 1.5-2.5 l larutan encer hara setiap
harinya.
b. Penyiraman otomatis. Penyiraman
dapat dilakukan dengan Sprinkle Irrigation System dan Drip Irrigation System,
yaitu sistem penyiraman semprot dan tetes . Sumber tenaga berasal dari pompa.
7. Perawatan Tanaman.
Perawatan
tanaman yang perlu dilakukan antara lain adalah :
a. Pemangkasan. Pemangkasan
dilakukan untuk membuang cabang yang tidak dikehendaki, tunas air, atau cabang
yang terkena serangan penyakit. Pemangkasan dilakukan untuk meningkatkan
pertumbuhan dan produksi tanaman. Misal pada tomat recento hanya dipelihara
satu batang utama untuk produksi.
b. Pengikatan. Tanaman yang telah
berada di wadah tanam selama 7 hari memerlukan penopang agar dapat berdiri
tegak sehingga tanaman dapat tumbuh rapi dan teratur. Penopang tersebut
diberikan dengan cara mengikat tanaman dengan tali (benang rami).
c. Penjarangan bunga (pada sayuran buah).
Penjarangan bunga perlu dilakukan agar pertumbuhan buah sama besar. Namun hasil
penelitian penjarangan bunga pada ketimun Gherkin tidak menunjukkan hasil yang
berbeda dengan perlakuan tanpa penjarangan bunga.
d. Pengendalian hama
dan penyakit. Pengendalian dapat dilakukan baik secara manual maupun
dengan pestisida.
8. Panen dan Pasca panen.
a. Pemanenan. Dalam pemanenan
perlu diperhatikan cara pengambilan buah/ hasil panen agar diperoleh mutu yang
baik, misalnya dengan menggunakan alat bantu pisau atau gunting panen. Cara
panen yang benar dan hati-hati akan mencegah kerusakan tanaman yang dapat
mengganggu produksi berikutnya. Kriteria panen masing-masing jenis sayuran
berlainan satu sama lainnya dan tergantung dari pasar. Makin besar buah belum
tentu makin mahal/laku, malah termasuk kriteria buah afkir sehingga waktu panen
yang tepat dan pengawasan pada proses produksi perlu diperhatikan.
b. Penanganan pasca panen.
Pemasaran produk hasil budidaya hidroponik sangat dipengaruhi oleh perlakuan
pasca panen. Standar harga penjualan produksi tergantung dari menarik atau
tidaknya produk yang dihasilkan, terutama dilihat dari penampilan produk
(bentuk, warna, dan ukuran). Perlakuan pasca panen sangat penting karena
kualitas produk tidak semata-mata dari hasil produksi saja, melainkan sangat
tegantung dan ditentukan oleh penanganan pasca panen, kemasan, sistem
penyusunan, metode pengangkutam maupun selektivitas produk. Kerusakan produk
dapat dikurangai dengan penanganan pasca panen yang tepat sehingga diharapkan
dapat meningkatkan nilai tambah pada produk yang dijual.
Nutrient film technique (NFT)
Nutrient film technique (NFT) merupakan salah satu tipe
spesial dalam hidroponik yang dikembangkan pertama kali oleh Dr. A.J Cooper di
Glasshouse Crops Research Institute, Littlehampton, Inggris pada akhir tahun
1960-an dan berkembang pada awal 1970-an secara komersial. Konsep dasar NFT ini
adalah suatu metode budidaya tanaman dengan akar tanaman tumbuh pada lapisan
nutrisi yang dangkal dan tersirkulasi sehingga tanaman dapat memperoleh cukup
air, nutrisi dan oksigen. Tanaman tumbuh dalam lapisan polyethylene dengan akar
tanaman terendam dalam air yang berisi larutan nutrisi yang disirkulasikan
secara terus menerus dengan pompa. Daerah perakaran dalam larutan nutrisi dapat
berkembang dan tumbuh dalam larutan nutrisi yang dangkal sehingga bagian atas
akar tanaman berada di permukaan antara larutan nutrisi dan styrofoam, adanya
bagian akar dalam udara ini memungkinkan oksigen masih bisa terpenuhi dan
mencukupi untuk pertumbuhan secara normal. Beberapa keuntungan pemakaian NFT
antara lain : dapat memudahkan pengendalian daerah perakaran tanaman, kebutuhan
air dapat terpenuhi dengan baik dan mudah, keseragaman nutrisi dan tingkat
konsentrasi larutan nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman dapat disesuaikan
dengan umur dan jenis tanaman, tanaman dapat diusahakan beberapa kali dengan
periode tanam yang pendek, sangat baik untuk pelaksanaan penelitian dan
eksperimen dengan variabel yang dapat terkontrol dan memungkinkan untuk
meningkatkan produktivitas tanaman dengan high planting density. Namun NFT
mempunyai beberapa kelemahan seperti investasi dan biaya perawatan yang mahal,
sangat tergantung terhadap energi listrik dan penyakit yang menjangkiti tanaman
akan dengan cepat menular ke tanaman lain.
Pada sistem NFT, kebutuhan dasar
yang harus terpenuhi adalah : Bed (talang), tangki penampung dan pompa. Bed NFT
di beberapa negara maju sudah diproduksi secara massal dan disediakan oleh
beberapa perusahaan supplier greenhouse dan pertanian, di Jepang terbuat dari
styrofoam, namun di Indonesia
belum diproduksi sehingga banyak petani Indonesia
memakai talang rumah tangga (lebar 13-17 cm dan panjang 4 meter). Tangki
penampung dapat memanfaatkan tempat atau tandon air. Pompa berfungsi untuk
mengalirkan larutan nutrisi dari tangki penampung ke bed NFT dengan bantuan
jaringan atau selang distribusi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam NFT
adalah : kemiringan talang (1-5%) untuk pengaliran larutan nutrisi, kecepatan
aliran masuk tidak boleh terlalu cepat (dapat diatur oleh pembukaan kran
berkisar 0.3-0.75 L/menit) dan lebar talang yang memadai untuk menghindari
terbendungnya larutan nutrisi
NFT merupakan alat hidroponik
sederhana yang bekerja mengalirkan air, oksigen dan nutrisi secara
terus-menerus dengan ketebalan arus sekitar 2-3 mm. Tanaman disangga dengan
sedemikian rupa sehingga akar tanaman menyentuh nutrisi yang diberikan. Alat
dibuat miring dengan salah satu sisi lebih tinggi dari sisi lainnya yaitu
sebesar 5% dari panjang alat agar arus dapat mengalir dengan lancar.
Air dan nutrisi yang diberikan
tidak akan terbuang percuma karena aliran airnya akan masuk ke bak penampung
yang ada dibawahnya setelah itu dipompa kembali ke atas dan dialirkan lagi ke
akar tanaman.
Alat-alat yang dibutuhkan:
1. Talang air 4. Sterofoam
2. Pompa akuarium 5. Busa
3. Pipa PVC 6. Ember atau wadah air
Kelebihan alat:
1. Tanaman mendapat suplai air,
oksigen, dan nutrisi secara terus-menerus.
2. Lebih menghemat air dan nutrisi.
3. Mempermudah perawatan karena
kita tidak perlu melakukan penyiraman.
4. Biaya yang dperlukan relatif
murah.
Kekurangan alat:
1. Jika salah satu tanaman
terserang penyakit maka satu talang tanaman akan terserang juga, bahkan bisa
dalam 1 alat semua menjadi tertular.
2. Alat ini sangat bergantung pada
listrik, jika tidak ada aliran listrik maka alat ini tidak bisa bekerja
Wick System
Wick System merupakan alat yang
sangat sederhana karena pada prinsipnya hanya membutuhkan sumbu yang
menghubungkan antara nutrisi dan media tanam. Air dan nutrisi akan dapat sampai
ke akar tanaman dengan memanfaatkan prinsip daya kapilaritas air melalui
perantara sumbu.
Media tanam akan terus-menerus
basah oleh air dan nutrisi yang diberikan disekitar akar tanaman.
Alat-alat yang dibutuhkan:
1. Media tanam
2. Sumbu
3. Ember atau wadah air
Kelebihan alat:
1. Tanaman mendapat suplai air dan
nutrisi secara terus-menerus.
2. Biaya alat yang murah.
3. Mempermudah perawatan karena
kita tidak perlu melakukan penyiraman.
4. Tidak tergantung aliran listrik.
Kekurangan alat:
1. Air dan nutrisi yang diberikan
tidak akan dapat kembali lagi sehingga lebih boros.
2. Banyaknya
jumlah air yang diberikan akan sedikit susah diatur.
Floating hidroponic system (FHS) merupakan suatu budidaya
tanaman (khususnya sayuran) dengan cara menanamkan /menancapkan tanaman pada
lubang styrofoam yang mengapung diatas permukaaan larutan nutrisi dalam suatu
bak penampung atau kolam sehingga akar tanaman terapung atau terendam dalam
larutan nutrisi. Metode ini dikembangkan pertama kali oleh Jensen (1980) di
Arizona dan Massantini (1976) di Italia.
Pada sistem ini larutan nutrisi
tidak disirkulasikan, namun dibiarkan pada bak penampung dan dapat digunakan
lagi dengan cara mengontrol kepekatan larutan dalam jangka waktu tertentu. Hal
ini perlu dilakukan karena dalam jangka yang cukup lama akan terjadi
pengkristalan dan pengendapan nutrisi dalam dasar kolam yang dapat mengganggu
pertumbuhan tanaman. Sistem ini mempunyai beberapa karakteristik seperti
terisolasinya lingkungan perakaran yang mengakibatkan fluktuasi suhu larutan
nutrisi lebih rendah, dapat digunakan untuk daerah yang sumber energi
listriknya terbatas karena energi yang dibutuhkan tidak terlalu tergantung pada
energi listrik (mungkin hanya untuk mengalirkan larutan nutrisi dan pengadukan
larutan nutrisi saja).
Tanaman ditancapkan pada lubang
dalam styrofoam dengan bantuan busa (agar tanaman tetap tegak) serta ditambahkan
penyangga tanaman dengan tali. Lapisan styrofom digunakan sebagai penjepit,
isolator panas dan untuk mempertahankan tanaman agar tetap terapung dalam
larutan nutrisi. Agar pemakaian lapisan styrofoam tahan lama biasanya dilapisi
oleh plastik mulsa. Dalam gambar juga ditunjukkan adanya bak larutan nutrisi
dengan penyangganya, biasanya bak penampung ini mempunyai kedalaman antara
10-20 cm dengan kedalaman larutan nutrisi antara 6-10 cm. Hal ini ditujukan
agar oksigen dalam udara masih terdapat di bawah permukaan styrofoam. Untuk
otomatisasi dalam FHS tidak berbeda jauh dengan cara untuk pot culture system.
Floating system merupakan alat yang
paling sederhana karena hanya menggunakan prinsip penggenangan. Akar tanaman
diberi genangan air dan nutrisi secara terus-menerus. Untuk kebutuhan oksigen
tanaman mendapatkannya melalui airstone yang diletakkan didalam air.Atau bisa
juga dengan memberikan pompa Aquarium sehingga air dan larutan nutrisi bisa
terus bersirkulasi.
Air dan nutrisi yang diberikan akan
langsung mengenai akar tanaman secara terus-menerus sehingga tanaman dapat
menyerapnya setiap saat.
Alat-alat yang dibutuhkan:
1. Sterofoam
2. Busa
3. Ember atau wadah air
Kelebihan alat:
1. Tanaman mendapat suplai air dan
nutrisi secara terus-menerus.
2. Lebih menghemat air dan nutrisi.
3. Mempermudah perawatan karena
kita tidak perlu melakukan penyiraman.
4. Membutuhkan biaya yang cukup
murah.
Kekurangan alat:
1. Oksigen akan susah didapatkan
tanaman tanpa bantuan alat (airstone).
2. Akar tanaman akan lebih rentan
terjadi pembusukan.
Ebb and Flow
Ebb and flow atau yang biasa
dikenal dengan sistem pasang surut ini merupakan salah satu alat hidroponik
yang unik karena prinsip kerjanya yaitu tanaman mendapatkan air, oksigen dan
nutrisi melalui pompaan dari bak penampung yang dipompa melewati media kemudian
membasahi akar tanaman (pasang), kemudian selang beberapa waktu air bersama
nutrisi akan turun (surut) kembali melewati media menuju bak penampungan.
Waktu pasang dan surut dapat diatur
menggunakan timer sesuai dengan kebutuhan tanaman tersebut, jadi tanaman tidak
akan tergenang atau kekurangan air.
Alat-alat yang dibutuhkan:
1. Media tanam 4. Po
t/ Wadah tanaman
2. Pompa akuarium 5. Timer
3. Pipa PVC 6. Ember atau wadah air
Kelebihan alat:
1. Tanaman mendapat suplai air,
oksigen, dan nutrisi secara terus-menerus.
2. Pertukaran oksigen lebih baik
karena terbawa air pasang dan surut.
3. Mempermudah perawatan karena
kita tidak perlu melakukan penyiraman.
Kekurangan alat:
1. Biaya alat yang agak mahal.
2. Tergantung kepada aliran
listrik.
3. Kualitas nutrisi yang sudah
dipompakan berkali-kali tidak akan sebagus awalnya.
Drip Irigation
Drip irigation merupakan salah satu
jenis alat hidroponik yang sederhana karena pada prinsipnya hanya memberikan
air dan nutrisi dalam bentuk tetesan yang menetes secara terus-menerus
sepanjang waktu. Tetesan diarahkan tepat pada daerah perakaran tanaman agar
tanaman dapat langsung menyerap air dan nutrisi yang diberikan.
Tanaman mendapatkan nutrisi setiap
saat sesuai kebutuhannya karena tetesan nutrisi dapat diatur sehingga tidak
akan menggenangi tanaman. Alat ini pada prinsipnya sama saja dengan menyiram
tanaman namun dilakukan secara otomatis, terus-menerus dan sesuai dosis.
Alat-alat yang dibutuhkan:
1. Selang air 4. Pot / polybag
2. Pompa akuarium 5. Media tanam
3. Jarum suntik 6. Ember atau wadah
air
Kelebihan alat:
1. Tanaman mendapat suplai airdan
nutrisi secara terus-menerus.
2. Lebih menghemat air dan nutrisi
karena diberikan sedikit demi sedikit.
4. Biaya yang dperlukan relatif
murah.
Kekurangan alat:
1. Oksigen akan susah didapat
tanaman jika media terlalu padat.
2. Penggunaan bak penampung tidak
akan terlalu menghemat air dan nutrisi karena lebih banyak hilang terserap
tanaman, tertahan media atau penguapan.
Aeroponik
Aeroponik termasuk jenis alat yang
cukup mahal karena membutuhkan bahan-bahan yang mahal, namun prinsip kerjanya
sederhana yaitu air dan nutrisi yang akan diserap tanaman diberikan dalam
bentuk butiran kecil atau kabut. Pengkabutan ini berasal dari pompa dari bak
penampungan yang disemprotkan menggunakan nozzel sehingga nutrisi yang
diberikan akan lebih cepat terserap akar tanaman.
Penyemprotan dilakukan berdasarkan
durasi waktu yang diatur menggunakan timer. Penyemprotan dilakukan ke bagian
akar tanaman yang sengaja digantung. Air dan nutrisi yang telah disemprot akan
masuk menuju bak penampungan untuk disemprotkan kembali.
Alat-alat yang dibutuhkan:
1. Plastik 4. Sterofoam
2. Pompa akuarium 5. Nozzel
3. Pipa PVC 6. Ember atau wadah air
Kelebihan alat:
1. Tanaman mendapat suplai air,
oksigen, dan nutrisi secara terus-menerus.
2. Lebih menghemat air dan nutrisi.
3. Mempermudah perawatan karena
kita tidak perlu melakukan penyiraman.
4. Nutrisi lebih mudah diserap
tanaman karena diberikan dalam ukuran kecil.
Kekurangan alat:
1. Membutuhkan biaya yang cukup
mahal.
2. Alat ini sangat bergantung pada
listrik, jika tidak ada aliran listrik maka alat ini tidak bisa bekerja.
Hidroponik Vs Organik
Pasti banyak dari para pembudidaya
yang berfikir jika kedua cara budidaya tersebut dibandingkan akan lebih baik
yang mana. untuk dapat menjawab pertanyaan tersebut maka kita perlu sedikit
mengulas kedua cara budidaya tersebut.
Hidroponik merupakan cara
pembudidayaan tanaman pada media yang tidak menyediakan unsur hara. Penyediaan
unsur hara sepenuhnya dilakukan oleh manusia melalui pupuk. Pupuk yang
diberikan mengandung unsur-unsur hara essensial yang dibutuhkan tanaman. Sedangkan
Organik merupakan cara pembudidayaan tanaman tanpa menggunakan bahan kimia atau
cara budidaya yang menggunakan bahan-bahan alami.
NO Pembanding Hidroponik
1 Kesehatan Sehat, karena tanaman
mendapatkan unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah yang pas
2 Pencemaran Tidak, karena tidak
ada bahan kimia yang terbuang
3 Pupuk Kimia, walaupun dari bahan
kimia tetapi tetap sehat karena unsur hara yang diserap tanaman dalam bentuk
ion dan dirubah menjadi karbohidrat oleh tanaman
4 Kandungan pupuk Tinggi dan
lengkap, jumlahnya pas
5 Lokasi Tidak terbatas, bisa
dimana saja
6 Produktivitas Tinggi dari sejak
awal tanam
NO Pembanding Organik
1 Kesehatan Sehat, karena
menggunakan bahan-bahan alami
2 Pencemaran Tidak, karena bahan
yang digunakan ramah lingkungan
3 Pupuk Alami, sehat karena dari
bahan alam. Walaupun dari bahan alam namun unsur hara yang diserap tanaman
dalam bentuk ion sama seperti pupuk kimia
4 Kandungan pupuk Rendah dan belum
tentu lengkap, karena sifat dari bahan alam
5 Lokasi Terbatas pada faktor tanah
6 Produktivitas Pada awal tanam
rendah namun akan terus meningkat
Diatas adalah beberapa perbandingan
budidaya Hidroponik dengan budidaya Organik. Namun kedua cara budidaya tersebut
pada hakikatnya adalah berbeda karena Organik merupakan budidaya pada tanah dan
Hidroponik tanpa menggunakan tanah. Jadi tergantung kebutuhan dan tujuan
budidaya anda untuk memilih cara budidaya yang ingin anda lakukan.
Hidroponik dan Global Warming
Global warming adalah naiknya suhu
bumi secara keseluruhan. Beberapa penyebabnya yaitu karena menumpuknya jumlah
gas rumah kaca antara lain uap air, karbondioksida, dan metana yang menjadi
perangkap sinar matahari. Dengan semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini
di atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap di bawahnya.
Salah satu cara mengurangi dampak
Global warming adalah dengan mengurangi kadar karbondioksida di udara. Cara
yang paling mudah untuk menghilangkan karbondioksida di udara adalah dengan
memelihara pepohonan dan menanam pohon lebih banyak lagi. Pohon, terutama yang
muda dan cepat pertumbuhannya, menyerap karbondioksida yang sangat banyak,
memecahnya melalui fotosintesis, dan menyimpan karbon dalam kayunya.
Penanaman pohon dalam jumlah banyak
pada saat ini tentu mengalami banyak hambatan salah satunya pada keterbatasan
lahan terutama daerah perkotaan dan perindustrian yang malah merupakan daerah
terbesar penghasil karbondioksida. Di sinilah salah satu keunggulan Hidroponik
yang mampu menjawab hambatan tersebut. Hidroponik merupakan budidaya terbaik
yang dapat dilakukan pada daerah perkotaan dengan lahan terbatas. Hidroponik
mampu menawarkan solusi dengan dilakukan di atap rumah, apartemen, kantor dll.
Sebagai contoh negara Jepang yang
mampu menanam padi di dalam sebuah gedung bertingkat. Keunggulan inilah yang
membuat Hidroponik dijuluki Pertanian Modern Perkotaan. Hidroponik perkotaan
merupakan salah satu usaha yang paling baik dalam mengurangi dampak Global
Warming. Mari kita bersama-sama mengurangi dampak Global warming karena nanti kita
juga yang akan merasakan manfaatnya.
Percayalah dengan menanam tanaman
kita sudah mengurangi kadar karbondioksida dan kita juga sudah menyumbangkan
oksigen kepada dunia.
Diambil dan copy paste dari beberapa situs :
1 komentar:
Jelly Gamat Walatra
Posting Komentar