Minggu, 29 Desember 2013

AEROPONIK KENTANG




Pernah dengar aeroponik kan? Aeroponik adalah proses penumbuhan tanaman pada lingkungan udara/kabut tanpa menggunakan tanah atau aggregat media. Sistem aeroponik menggunakan bak dari fiberglass atau bambu yang ditutup plastik hitam dan kemudian ditutup dengan styroform. Akar tanaman dibiarkan menggantung dan disemprotkan larutan hara melalui sprinkler, kemudian akar akan menyerap hara tersebut.
Tadinya saya pikir, kentang tidak mungkin dibudidayakan secara aeroponik. Ternyata, bisa lho.. bahkan hasilnya lebih tinggi daripada konvensional. Secara konvensional, umbi mini kentang yang dihaslkan hanya 3-5 umbi per tanaman, tetapi dengan aeroponik bisa menghasilkan hingga 30 umbi per tanaman. Spektakuler kan..
Keunggulan aeroponik terletak pada oksigenasi setiap butiran kabut halus nutrisi yang sampai ke akar. Selama perjalanan dari lubang sprinkler sampai ke akar, butiran akan menambat oksigen dari udara, sehingga kadar oksigen terlarut dalam butiran menjadi meningkat. Dengan demikian proses respirasi akar dapat berlangsung lancar dan menghasilkan banyak energi, sehingga meningkatkan serapan hara.





Pemberian nutrisi pada sistem aeroponik sangat mudah diatur sesuai kebutuhan tanaman dan tahap pertumbuhan tanaman, sehingga pertumbuhan tanaman dapat dikontrol. Pemakaian nutrisi pada sistem aeroponik lebih hemat karena sisa semprotan dapat digunakan kembali untuk tanaman, sehingga cukup ramah lingkungan. Selain itu terdapat efisien penggunaan lahan dan tidak memerlukan tanah steril untuk produksi benih umbi mini kentang, sehingga dapat mengatasi masalah eksploitasi tanah secara berlebihan . Penanaman dalam rumah kassa tanpa tanah menyebabkan serangan hama penyakit pada sistem aeroponik relatif lebih rendah, sehingga kualitas benih lebih baik dan lebih terjamin kemurniannya. Dengan aeroponik, benih kentang dapat diproduksi kapan saja, sehingga produsen benih dapat mengatur sesuai kebutuhan konsumen benih.
Sistem aeroponik memungkinkan umbi kentang dapat dipanen berkali-kali tanpa kerusakan akar. Pemanenan umbi berkali-kali memungkinkan panen sesuai ukuran umbi yang diinginkan dan dapat menghilangkan dormansi apikal, sehingga memacu pembentukan umbi, dan akhirnya meningkatkan hasil panen. Ketersediaan hara yang terjamin pada sistem aeroponik menyebabkan umur tanaman menjadi lebih panjang karena terbentuknya stolon sekunder baru selain stolon yang sudah ada, sehingga kemungkinan berproduksi umbi lebih banyak .
Namun demikian terdapat beberapa kelemahan aeroponik yang perlu diantispasi, antara lain adalah listrik dan air harus terjamin, dibutuhkan sumberdaya manusia yang profesional dalam menjalankan proses produksi (formulasi pupuk, aklimatisasi, pemeliharaan sistem, mesin, dan tanaman), jika satu tanaman terserang penyakit sistemik maka akan menyebar melalui aliran air dan hara, dan biaya investasi dan produksi lebih mahal.
 

1 komentar:

Anonim mengatakan...

GA USAH BAWA ALLAH DALAM PENIPUANMU WAHAI ANAK DAJJAL GOBLOK BIN BAJINGAN
NALAR DIPAKE GAUSA SOK ISLAMI, NIPU YA NIPU AJA ASU