-MAKALAH -
BAB
1. PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Dalam penanaman perlu diperhatikan kekayaan nutrisi yang terkandung, nutrisi
terbagi dalam dua kategori, yakni elemen makro, dan elemen mikro
Reaksi
tanah (pH) merupakan indikasi yang menggambarkan tingkat kemasaman atau alkalinitas
tanah. Nilai ini berpengaruh pada mudah tidaknya unsur-unsur hara
tersedia atau diserap oleh tanaman, adanya unsur beracun bagi tanaman dan
aktivitas organisme. Reaksi tanah yang masam mengakibatkan terjadinya
pengikatan P oleh Al dan meningkatkan kelarutan Al yang bersifat racun bagi
tanaman, serta tidak tersedianya unsur Boron (B) yang sangat penting bagi
pertumbuhan tanaman.
Nitrogen
merupakan hara makro yang paling esensial bagi pertumbuhan vegetatif
tanaman. Kekurangan unsur ini akan berakibat tanaman tumbuh kerdil,
pertumbuhan akan terhambat, daun-daun kuning (kurang memiliki arti
produksi). Bahan organik merupakan sumber utama N dalam tanah dan
ketersediaannya dipengaruhi oleh ratio antara C dan N. Sebagian besar N tanah terikat dalam bentuk organik dan
sebagian kecil dalam bentuk anorganik. N organik tidak dapat
diserap oleh tanaman. Tanaman menyerap Nitrogen dalam bentuk Amonium
(NH4) dan Nitrat (NO3). N dalam tanah dapat berkurang atau hilang
melalui pencucian, penguapan dan diserap oleh tanaman.
Pengaruh kegiatan pengusahaan hutan terhadap kadar
N-total dapat terjadi melalui berkurangnya kadar bahan organik, meningkatnya
proses pencucian dan erosi serta perubahan sifat kimia tanah.
Perbedaan kadar bahan organik pada masing-masing jenis
kegiatan dapat disebabkan oleh perbedaan kandungan bahan organik awal,
faktor topografi, intensitas pelapukan dan erosi yang terjadi.
Bagi tanaman, Fosfor (P) merupakan unsur hara makro
esensial kedua setelah Nitrogen. Unsur ini sering ditambahkan ke dalam
tanah sebagai pupuk, karena pada umumnya tanah-tanah di Indonesia khususnya
pada lahan-lahan marginal memiliki kandungan P yang sangat rendah. P
dalam bentuk P organik dapat dibebaskan menjadi bentuk anorganik melalui
proses dekomposisi sehingga dapat diserap oleh tanaman. Bentuk P
anorganik dalam tanah jumlahnya sedikit dan sukar larut dalam air. Kadar
P-total pada areal calon lokasi Perkebunan berkisar antara 1,15 mg/100 g
- 5,49 mg/100 g, tergolong sangat rendah.
Seperti halnya N dan P, unsur Kalium (K) juga merupakan
unsur makro esensial bagi tanaman. Secara umum unsur ini bersama unsur N
dan P menentukan tingkat produksi tanaman. Gejala kekurangan K pada
tanaman berakibat pinggir daun berwarna coklat, tanaman kerdil dan daun tua
menguning. Sumber K dalam tanah umumnya ditemukan dalam bentuk mineral
yang kompleks. Bentuk tersebut mudah berubah bila tercuci oleh air yang
mengandung CO2 atau asam-asam lainnya. Sebagian besar
kandungan K dalam tanah berasal dari pelapukan batuan yang mengandung K seperti
mika dan feldspar (menghasilkan ion K bagi tanaman)
Kapasitas tukar kation suatu jenis tanah adalah kemampuan
tanah untuk menyerap kation-kation yang dapat dipertukarkan pada permukaan
koloid-koloid tanah yang bermuatan negatif. Nilai KTK berkaitan erat
dengan kesuburan tanah, dimana tanah dengan nilai KTK tinggi mampu
menyerap dan menyediakan unsur hara lebih baik dari pada tanah dengan nilai KTK
rendah. Besarnya KTK sangat dipengaruhi oleh jumlah dan jenis liat,
serta humus tanah.
Aluminium (Al)
dalam tanah dapat menimbulkan hambatan bagi pertumbuhan tanaman secara
langsung maupun tidak langsung. Secara langsung tingginya kadar Al dalam
tanah dapat meracuni tanaman, sedangkan secara tidak langsung Al dapat sebagai
pensuplai ion H yang pada akhirnya mempengaruhi pH tanah sehingga pH rendah dan
mengakibatkan tidak tersedianya unsur hara. Al yang tinggi juga dapat
mengikat unsur-unsur lain seperti Pospor (P) dan Boron (B) sehingga tidak
tersedia bagi tanaman.
B.Tujuan Makalah
Ø Mampu menjelaskan tentang nutrisi yang terdapat pada
tanaman
Ø Dapat memahami dan menjelaskan tentang unsur-unsur hara
makro dan mikro pada tanaman
Ø Mengerti tentang apa saja yang terkandung didalam
unsur-unsur hara pada tanaman
Ø Dapat mengatasi masalah tentang kekurangan dan kelebihan
unsur hara pada tanaman
Ø Dapat menjelaskan dan mengerti tentang pH tanah
BAB II
PEMBAHASAN
A.Unsur Hara Makro dan Mikro
Ada Beberapa Unsur Hara Yang Dibutuhkan
Tanaman Di antaranya Sbb :
Karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Belerang (S), Besi (Fe), Mangan (Mn), Boron (B), Mo, Tembaga (Cu), Seng (Zn) dan Klor (Cl).
Unsur hara tersebut tergolong Unsur Hara Essensial.
Berdasarkan jumlah kebutuhannya bagi tanaman, dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
Karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Belerang (S), Besi (Fe), Mangan (Mn), Boron (B), Mo, Tembaga (Cu), Seng (Zn) dan Klor (Cl).
Unsur hara tersebut tergolong Unsur Hara Essensial.
Berdasarkan jumlah kebutuhannya bagi tanaman, dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
·
Unsur Hara Makro Adalah
Unsur hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah besar
·
Unsur Hara Mikro Adalah Unsur hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah
kecil.
Unsur hara makro meliputi:
N
P
K
Ca
Mg
S
Unsur hara mikro meliputi :
Fe
Mn
B
Mo
Cu
Zn
Cl
N
P
K
Ca
Mg
S
Unsur hara mikro meliputi :
Fe
Mn
B
Mo
Cu
Zn
Cl
1.Fungsi Unsur Hara Makro ( N-P-K )
Berikut ini adalah fungsi-fungsi masing-masing unsur tersebut :
Berikut ini adalah fungsi-fungsi masing-masing unsur tersebut :
a.Nitrogen ( N )
-Merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan
-Merupakan bagian dari sel ( organ ) tanaman itu sendiri
-Berfungsi untuk sintesa asam amino dan protein dalam tanaman
-Merangsang pertumbuhan vegetatif ( warna hijau ) seperti daun
-Tanaman yang kekurangan unsur N gejalanya : pertumbuhan lambat/kerdil, daun hijau kekuningan, daun sempit, pendek dan tegak, daun-daun tua cepat menguning dan mati.
-Merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan
-Merupakan bagian dari sel ( organ ) tanaman itu sendiri
-Berfungsi untuk sintesa asam amino dan protein dalam tanaman
-Merangsang pertumbuhan vegetatif ( warna hijau ) seperti daun
-Tanaman yang kekurangan unsur N gejalanya : pertumbuhan lambat/kerdil, daun hijau kekuningan, daun sempit, pendek dan tegak, daun-daun tua cepat menguning dan mati.
b.Phospat ( P )
-Berfungsi untuk pengangkutan energi hasil metabolisme dalam tanaman
-Merangsang pembungaan dan pembuahan
-Merangsang pertumbuhan akar
-Merangsang pembentukan biji
-Merangsang pembelahan sel tanaman dan memperbesar jaringan sel
-Tanaman yang kekurangan unsur P gejaalanya : pembentukan buah/dan biji berkurang, kerdil, daun berwarna keunguan atau kemerahan ( kurang sehat )
-Berfungsi untuk pengangkutan energi hasil metabolisme dalam tanaman
-Merangsang pembungaan dan pembuahan
-Merangsang pertumbuhan akar
-Merangsang pembentukan biji
-Merangsang pembelahan sel tanaman dan memperbesar jaringan sel
-Tanaman yang kekurangan unsur P gejaalanya : pembentukan buah/dan biji berkurang, kerdil, daun berwarna keunguan atau kemerahan ( kurang sehat )
c.Kalium ( K )
-Berfungsi dalam proses fotosintesa, pengangkutan hasil asimilasi, enzim dan mineral termasuk air.
-Meningkatkan daya tahan/kekebalan tanaman terhadap penyakit
-Tanaman yang kekurangan unsur K gejalanya : batang dan daun menjadi lemas/rebah, daun berwarna hijau gelap kebiruan tidak hijau segar dan sehat, ujung daun menguning dan kering, timbul bercak coklat pada pucuk daun.
-Berfungsi dalam proses fotosintesa, pengangkutan hasil asimilasi, enzim dan mineral termasuk air.
-Meningkatkan daya tahan/kekebalan tanaman terhadap penyakit
-Tanaman yang kekurangan unsur K gejalanya : batang dan daun menjadi lemas/rebah, daun berwarna hijau gelap kebiruan tidak hijau segar dan sehat, ujung daun menguning dan kering, timbul bercak coklat pada pucuk daun.
d.Calsium (Ca)
Merupakan bagian penting dari dinding sel dan sangat penting untuk
menunjang proses pertumbuhan.
Kalsium adalah untuk menyusun klorofil.
Dibutuhkan enzim untuk metabolis karbohidrat, serta mempergiat sel
meristem.
Kekurangan kalsium mengakibatkan terjadinya disintegrasi padaujung-ujung
tanaman (ujung batang, akar, dan buah) sehingga ujungnya menjadi
mengering atau mati, tunas daun yang masih muda akan tumbuh abnormal.
Kekurangan unsur hara Kalsium (Ca) :
a. Daun-daun muda selain berkeriput mengalami perubahan warna, pada ujung
dan tepi-tepinya klorosis
(berubah menjadi kuning) dan warna ini menjalar di antara tulang-tulang daun,
jaringan-jaringan daun pada beberapa tempat mati
b. Kuncup-kuncup muda yang telah tumbuh akan mati
c. Pertumbuhan sistem perakarannya terhambat, kurang sempurna malah sering
salah bentuk
d. Pertumbuhan tanaman demikian lemah dan menderita
Kelebihan unsur hara Kalsium (Ca) :
Kelebihan K menyebabkan penyerapan Ca dan Mg terganggu. Pertumbuhan tanaman
terhambat.
sehingga tanaman mengalami defisiensi.
e.Magnesium (Mg)
Merupakan penyusun utama khlorofil yang menentukan laju fotosintesa /
pembentukan karbohidrat.
Berfungsi untuk transportasi fosfat.
menciptakan warna hijau pada daun.
Kekurangan magnesium yaitu menguningnya daun yang dimulai dariujung da
bagian bawah daun.
Kekurangan unsur hara Magnesium (Mg) :
a. Daun-daun tua mengalami klorosis (berubah menjadi kuning) dan tampak di
antara tulang-tulang daun, sedang tulang-tulang daun itu sendiri tetap berwarna
hijau. Bagian di antara tulang-tulang daun itu secara teratur berubah menjadi
kuning dengan bercak-bercak merah kecoklatan
b.Daun-daun mudah terbakar oleh teriknya sinar matahari karena tidak
mempunyai lapisan lilin, karena itu banyak yang berubah warna menjadi coklat
tua/kehitaman dan mengkerut
c. Pada tanaman biji-bijian, daya tumbuh biji kurang/lemah, malah kalau toh
ia tetap tumbuh maka ia akan nampak lemah sekali
Kelebihan unsur hara Magnesium (Mg) :
Kelebihan Mg tidak menimbulkan gejala ekstrim.
f.Belerang/ Sulfur (S)
Pembentukan asam amino dan pertumbuhan tunas serta membantu pembentukan
bintil akar tanaman
Pertumbuhan anakan pada tanaman
Berperan dalam pembentukan klorofil serta meningkatkan ketahanan terhadap
jamur
Pada beberapa jenis tanaman antara lain berfungsi membentuk senyawa minyak
yang menghasilkan aroma dan juga aktifator enzim membentuk papain
Gejala kekurangan sulfur pada tanaman pada umumnya mirip kekurangan
unsurnitrogen. misalnya daun berwarna hijau mudah pucat hingga berwarna kuning,
tanaman kurus dan kerdil, perkembangannya lambat.
Kekurangan unsur hara Belerang (S) :
a. Daun-daun muda mengalami klorosis (berubah menjadi kuning), perubahan
warna umumnya terjadi pada seluruh daun muda, kadang mengkilap keputih-putihan
dan kadang-kadang perubahannya tidak merata tetapi berlangsung pada bagian daun
selengkapnya
b. Perubahan warna daun dapat pula menjadi kuning sama sekali, sehingga tanaman
tampak berdaun kuning dan hijau, seperti misalnya gejala-gejala yang tampak
pada daun tanaman teh di beberapa tempat di Kenya yang terkenal dengan
sebutan,Tea Yellow, atau,yellow Disease,
c. Tanaman tumbuh terlambat, kerdil, berbatang pendek dan kurus, batang
tanaman berserat, berkayu dan berdiameter kecil
d. Pada tanaman tebu yang menyebabkan rendemen gula rendah
e. Jumlah anakan terbatas.
2.Fungsi Unsur Hara Mikro
Unsur hara mikro yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah kecil antara
lain Besi(Fe), Mangaan(Mn), Seng (Zn), Tembaga (Cu), Molibden (Mo), Boron (B),
Klor(Cl).
a. Besi (Fe)
Besi (Fe) merupakan unsure mikro yang diserap dalam bentuk ion feri (Fe3+)
ataupun fero (Fe2+). Fe dapat diserap dalam bentuk khelat (ikatan logam dengan
bahan organik). Mineral Fe antara lain olivin (Mg, Fe)2SiO, pirit, siderit
(FeCO3), gutit (FeOOH), magnetit (Fe3O4), hematit (Fe2O3) dan ilmenit (FeTiO3)
Besi dapat juga diserap dalam bentuk khelat, sehingga pupuk Fe dibuat dalam
bentuk khelat. Khelat Fe yang biasa digunakan adalah Fe-EDTA, Fe-DTPA dan
khelat yang lain. Fe dalam tanaman sekitar 80% yang terdapat dalam kloroplas
atau sitoplasma. Penyerapan Fe lewat daundianggap lebih cepat dibandingkan
dengan penyerapan lewat akar, terutama pada tanaman yang mengalami defisiensi
Fe. Dengan demikian pemupukan lewat daun sering diduga lebih ekonomis dan
efisien. Fungsi Fe antara lain sebagai penyusun klorofil, protein,
enzim, dan berperanan dalam perkembangan kloroplas. Sitokrom merupakan enzim
yang mengandung Fe porfirin. Kerja katalase dan peroksidase digambarkan
secara ringkas sebagai berikut:
a. Catalase : H2O + H2O O2 + 2H2O
b. Peroksidase : AH2 + H2O A + H2O
Fungsi lain Fe ialah sebagai pelaksana pemindahan electron dalam proses metabolisme. Proses tersebut misalnya reduksi N2, reduktase solfat, reduktase nitrat. Kekurangan Fe menyebabakan terhambatnya pembentukan klorofil dan akhirnya juga penyusunan protein menjadi tidak sempurna Defisiensi Fe menyebabkan kenaikan kaadar asam amino pada daun dan penurunan jumlah ribosom secara drastic. Penurunan kadar pigmen dan protein dapat disebabkan oleh kekurangan Fe. Juga akan mengakibatkan pengurangan aktivitas semua enzim.
a. Catalase : H2O + H2O O2 + 2H2O
b. Peroksidase : AH2 + H2O A + H2O
Fungsi lain Fe ialah sebagai pelaksana pemindahan electron dalam proses metabolisme. Proses tersebut misalnya reduksi N2, reduktase solfat, reduktase nitrat. Kekurangan Fe menyebabakan terhambatnya pembentukan klorofil dan akhirnya juga penyusunan protein menjadi tidak sempurna Defisiensi Fe menyebabkan kenaikan kaadar asam amino pada daun dan penurunan jumlah ribosom secara drastic. Penurunan kadar pigmen dan protein dapat disebabkan oleh kekurangan Fe. Juga akan mengakibatkan pengurangan aktivitas semua enzim.
b. Mangaan (Mn)
Mangaan diserap dalam bentuk ion Mn++. Seperti hara mikro lainnya, Mn
dianggap dapat diserap dalam bentuk kompleks khelat dan pemupukan Mn sering
disemprotkan lewat daun. Mn dalam tanaman tidak dapat bergerak atau beralih
tempat dari logam yang satu ke organ lain yang membutuhkan. Mangaan terdapat
dalam tanah berbentuk senyawa oksida, karbonat dan silikat dengan nama
pyrolusit (MnO2), manganit (MnO(OH)), rhodochrosit (MnCO3) dan rhodoinit
(MnSiO3). Mn umumnya terdapat dalam batuan primer, terutama dalam bahan ferro
magnesium. Mn dilepaskan dari batuan karena proses pelapukan batuan. Hasil
pelapukan batuan adalah mineral sekunder terutama pyrolusit (MnO2) dan manganit
(MnO(OH)). Kadar Mn dalam tanah berkisar antara 300 smpai 2000 ppm. Bentuk Mn
dapat berupa kation Mn++ atau mangan oksida, baik bervalensi dua maupun valensi
empat. Penggenangan dan pengeringan yang berarti reduksi dan oksidasi pada
tanah berpengaruh terhadap valensi Mn.
Mn merupakan penyusun ribosom dan juga mengaktifkan polimerase, sintesis protein, karbohidrat. Berperan sebagai activator bagi sejumlah enzim utama dalam siklus krebs, dibutuhkan untuk fungsi fotosintetik yang normal dalam kloroplas,ada indikasi dibutuhkan dalam sintesis klorofil. Defisiensi unsure Mn antara lain : pada tanaman
berdaun lebar, interveinal chlorosis pada daun muda mirip kekahatan Fe tapi lebih banyak menyebar sampai ke daun yang lebih tua, pada serealia bercak-bercak warna keabu-abuan sampai kecoklatan dan garis-garis pada bagian tengah dan pangkal daun muda, split seed pada tanaman lupin.
Mn merupakan penyusun ribosom dan juga mengaktifkan polimerase, sintesis protein, karbohidrat. Berperan sebagai activator bagi sejumlah enzim utama dalam siklus krebs, dibutuhkan untuk fungsi fotosintetik yang normal dalam kloroplas,ada indikasi dibutuhkan dalam sintesis klorofil. Defisiensi unsure Mn antara lain : pada tanaman
berdaun lebar, interveinal chlorosis pada daun muda mirip kekahatan Fe tapi lebih banyak menyebar sampai ke daun yang lebih tua, pada serealia bercak-bercak warna keabu-abuan sampai kecoklatan dan garis-garis pada bagian tengah dan pangkal daun muda, split seed pada tanaman lupin.
c. Seng (Zn)
Zn diserap oleh tanaman dalam bentuk ion Zn++ dan dalam tanah alkalis
mungkin diserap dalam bentuk monovalen Zn(OH)+. Di samping itu, Zn diserap dalm
bentuk kompleks khelat, misalnya Zn-EDTA. Seperti unsure mikro lain, Zn dapat
diserap lewat daun. Kadr Zn dalam tanah berkisar antara 16-300 ppm, sedangkan
kadar Zn dalam tanaman berkisar antara 20-70 ppm. Mineral Zn yang ada dalam
tanah antara lain sulfida (ZnS), spalerit [(ZnFe)S], smithzonte (ZnCO3), zinkit
(ZnO), wellemit (ZnSiO3 dan ZnSiO4). Fungsi Zn antara lain : pengaktif enim
anolase, aldolase, asam oksalat dekarboksilase, lesitimase,sistein
desulfihidrase, histidin deaminase, super okside demutase (SOD), dehidrogenase,
karbon anhidrase, proteinase dan peptidase. Juga berperan dalam biosintesis
auxin, pemanjangan sel dan ruas batang.
Ketersediaan Zn menurun dengan naiknya pH, pengapuran yang berlebihan sering menyebabkan ketersediaaan Zn menurun. Tanah yang mempunyai pH tinggi sering menunjukkan adanya gejala defisiensi Zn, terytama pada tanah berkapur.
Adapun gejala defisiensi Zn antara lain : tanaman kerdil, ruas-ruas batang memendek, daun mengecil dan mengumpul (resetting) dan klorosis pada daun-daun muda dan intermedier serta adanya nekrosis.
Ketersediaan Zn menurun dengan naiknya pH, pengapuran yang berlebihan sering menyebabkan ketersediaaan Zn menurun. Tanah yang mempunyai pH tinggi sering menunjukkan adanya gejala defisiensi Zn, terytama pada tanah berkapur.
Adapun gejala defisiensi Zn antara lain : tanaman kerdil, ruas-ruas batang memendek, daun mengecil dan mengumpul (resetting) dan klorosis pada daun-daun muda dan intermedier serta adanya nekrosis.
d. Tembaga (Cu)
Tembaga (Cu) diserap dalam bentuk ion Cu++ dan mungkin dapat diserap dalam
bentuk senyaewa kompleks organik, misalnya Cu-EDTA (Cu-ethilen diamine tetra
acetate acid) dan Cu-DTPA (Cu diethilen triamine penta acetate acid). Dalam
getah tanaman bik dalam xylem maupun floem hampir semua Cu membentuk kompleks
senyawa dengan asam amino. Cu dalam akar tanaman dan dalam xylem > 99%
dalam bentuk kompleks.
Dalam tanah, Cu berbentuk senyawa dengan S, O, CO3 dan SiO4 misalnya kalkosit (Cu2S), kovelit (CuS), kalkopirit (CuFeS2), borinit (Cu5FeS4), luvigit (Cu3AsS4), tetrahidrit [(Cu,Fe)12SO4S3)], kufirit (Cu2O), sinorit (CuO), malasit [Cu2(OH)2CO3], adirit [(Cu3(OH)2(CO3)], brosanit [Cu4(OH)6SO4].
Kebanyakan Cu terdapat dalam kloroplas (>50%) dan diikat oleh plastosianin. Senyawa ini mempunyai berat molekul sekitar 10.000 dan masing-masing molekul mengandung satu atom Cu. Hara mikro Cu berpengaruh pafda klorofil, karotenoid, plastokuinon dan plastosianin.
Fungsi dan peranan Cu antara lain : mengaktifkan enzim sitokrom-oksidase, askorbit-oksidase, asam butirat-fenolase dan laktase. Berperan dalam metabolisme protein dan karbohidrat, berperan terhadap perkembangan tanaman generatif, berperan terhadap fiksasi N secara simbiotis dan penyusunan lignin.Adapun gejala defisiensi / kekurangan Cu antara lain : pembungaan dan pembuahan terganggu, warna daun muda kuning dan kerdil, daun-daun lemah, layu dan pucuk mongering serta batang dan
Dalam tanah, Cu berbentuk senyawa dengan S, O, CO3 dan SiO4 misalnya kalkosit (Cu2S), kovelit (CuS), kalkopirit (CuFeS2), borinit (Cu5FeS4), luvigit (Cu3AsS4), tetrahidrit [(Cu,Fe)12SO4S3)], kufirit (Cu2O), sinorit (CuO), malasit [Cu2(OH)2CO3], adirit [(Cu3(OH)2(CO3)], brosanit [Cu4(OH)6SO4].
Kebanyakan Cu terdapat dalam kloroplas (>50%) dan diikat oleh plastosianin. Senyawa ini mempunyai berat molekul sekitar 10.000 dan masing-masing molekul mengandung satu atom Cu. Hara mikro Cu berpengaruh pafda klorofil, karotenoid, plastokuinon dan plastosianin.
Fungsi dan peranan Cu antara lain : mengaktifkan enzim sitokrom-oksidase, askorbit-oksidase, asam butirat-fenolase dan laktase. Berperan dalam metabolisme protein dan karbohidrat, berperan terhadap perkembangan tanaman generatif, berperan terhadap fiksasi N secara simbiotis dan penyusunan lignin.Adapun gejala defisiensi / kekurangan Cu antara lain : pembungaan dan pembuahan terganggu, warna daun muda kuning dan kerdil, daun-daun lemah, layu dan pucuk mongering serta batang dan
tangkai daun lemah.
e. Molibden (Mo)
Molibden
diserap dalam bentuk ion MoO4-. Variasi antara titik kritik dengan toksis
relatif besar. Bila tanaman terlalu tinggi, selain toksis bagi tanaman juga
berbahaya bagi hewan yang memakannya. Hal ini agak berbeda dengan sifat hara
mikro yang lain. Pada daun kapas, kadar Mo sering sekitar 1500 ppm. Umumnya
tanah mineral cukup mengandung Mo. Mineral lempung yang terdapat di dalam
tanah antara lain molibderit (MoS), powellit (CaMo)3.8H2O. Molibdenum (Mo)
dalam larutan sebagai kation ataupun anion. Pada tanah gambut atau tanah
organik sering terlihat adanya gejala defisiensi Mo. Walaupun demikian dengan
senyawa organik Mo membentuk senyawa khelat yang melindungi Mo dari pencucian
air. Tanah yang disawahkan menyebabkan kenaikan ketersediaan Mo dalam tanah.
Hal ini disebabkan karena dilepaskannya Mo dari ikatan Fe (III) oksida menjadi
Fe (II) oksida hidrat.
Fungsi Mo dalam tanaman adalah mengaktifkan enzim nitrogenase, nitrat reduktase dan xantine oksidase. Gejala yang timbul karena kekurangan Mo hampir menyerupai kekurangan N. Kekurangan Mo dapat menghambat pertumbuhan tanaman, daun menjadi pucat dan mati dan pembentukan bunga terlambat. Gejala defisiensi Mo dimulai dari daun tengah dan daun bawah. Daun menjadi kering kelayuan, tepi daun menggulung dan daun umumnya sempit. Bila defisiensi berat, maka lamina hanya terbentuk sedikit sehingga kelihatan tulang-tulang daun lebih dominan.
Fungsi Mo dalam tanaman adalah mengaktifkan enzim nitrogenase, nitrat reduktase dan xantine oksidase. Gejala yang timbul karena kekurangan Mo hampir menyerupai kekurangan N. Kekurangan Mo dapat menghambat pertumbuhan tanaman, daun menjadi pucat dan mati dan pembentukan bunga terlambat. Gejala defisiensi Mo dimulai dari daun tengah dan daun bawah. Daun menjadi kering kelayuan, tepi daun menggulung dan daun umumnya sempit. Bila defisiensi berat, maka lamina hanya terbentuk sedikit sehingga kelihatan tulang-tulang daun lebih dominan.
f. Boron (B)
Boron dalam tanah terutama sebagai asam borat (H2BO3) dan kadarnya berkisar
antara 7-80 ppm. Boron dalam tanah umumnya berupa ion borat hidrat B(OH)4-. Boron
yang tersedia untuk tanaman hanya sekitar 5%dari kadar total boron dalam tanah.
Boron ditransportasikan dari larutan tanah ke akar tanaman melalui proses
aliran masa dan difusi. Selain itu, boron sering terdapat dalam bentuk senyawa
organik. Boron juga banyak terjerap dalam kisi mineral lempung melalui proses
substitusi isomorfik dengan Al3+ dan atau Si4+. Mineral dalam tanah yang
mengandung boron antara lain turmalin (H2MgNaAl3(BO)2Si4O2)O20 yang mengandung
3%-4% boron. Mineral tersebut terbentuk dari batuan asam dan sedimen yang telah
mengalami metomorfosis.
Mineral lain yang mengandung boron adalah kernit (Na2B4O7.4H2O), kolamit (Ca2B6O11.5H2O), uleksit (NaCaB5O9.8H2O) dan aksinat. Boron diikat kuat oleh mineral tanah,terutama seskuioksida (Al2O3 + Fe2O3).
Fungsi boron dalam tanaman antara lain berperanan dalam metabolisme asam nukleat, karbohidrat, protein, fenol dan auksin. Di samping itu boron juga berperan dalam pembelahan, pemanjangan dan diferensiasi sel, permeabilitas membran, dan perkecambahan serbuk sari. Gejala defisiensi hara mikro ini antara lain : pertumbuhan terhambat pada jaringan meristematik (pucuk akar), mati pucuk (die back), mobilitas rendah, buah yang sedang berkembang sngat rentan, mudah terserang penyakit.
Mineral lain yang mengandung boron adalah kernit (Na2B4O7.4H2O), kolamit (Ca2B6O11.5H2O), uleksit (NaCaB5O9.8H2O) dan aksinat. Boron diikat kuat oleh mineral tanah,terutama seskuioksida (Al2O3 + Fe2O3).
Fungsi boron dalam tanaman antara lain berperanan dalam metabolisme asam nukleat, karbohidrat, protein, fenol dan auksin. Di samping itu boron juga berperan dalam pembelahan, pemanjangan dan diferensiasi sel, permeabilitas membran, dan perkecambahan serbuk sari. Gejala defisiensi hara mikro ini antara lain : pertumbuhan terhambat pada jaringan meristematik (pucuk akar), mati pucuk (die back), mobilitas rendah, buah yang sedang berkembang sngat rentan, mudah terserang penyakit.
g.Klor ( Cl )
Klor merupakan
unsure yang diserap dalam bentuk ion Cl- oleh akar tanaman dan dapat diserap
pula berupa gas atau larutan oleh bagian atas tanaman, misalnya daun. Kadar Cl
dalam tanaman sekitar 2000-20.000 ppm berat tanaman kering. Kadar Cl yang
terbaik pada tanaman adalah antara 340-1200 ppm dan dianggap masih dalam
kisaran hara mikro. Klor dalam tanah tidak diikat oleh mineral, sehingga sangat
mobil dan mudah tercuci oleh air draiinase. Sumber Cl sering berasal dari air
hujan, oleh karena itu, hara Cl kebanyakan bukan menimbulkan defisiensi, tetapi
justru menimbulkan masalah keracunan tanaman. Klor berfungsi sebagai pemindah
hara tanaman, meningkatkan osmose sel, mencegah kehilangan air yang tidak
seimbang, memperbaiki penyerapan ion lain,untuk tanaman kelapa dan kelapa sawit
dianggap hara makro yang penting. Juga berperan dalam fotosistem II dari proses
fotosintesis, khususnya dalam evolusi oksigen.
Adapun defisiensi klor adalah antara lain : pola percabangan akar abnormal, gejala wilting (daun lemah dan layu), warna keemasan (bronzing) pada daun, pada tanaman kol daun berbentuk mangkuk.
Adapun defisiensi klor adalah antara lain : pola percabangan akar abnormal, gejala wilting (daun lemah dan layu), warna keemasan (bronzing) pada daun, pada tanaman kol daun berbentuk mangkuk.
B. pH Tanah
pH adalah
tingakat keasaman atau kebasa-an suatu benda yang diukur dengan menggunakan
skala pH antara 0 hingga 14. Sifat asam mempunyai pH antara 0 hingga 7 dan
sifat basa mempunyai nilai pH 7 hingga 14. Sebagai contoh, jus jeruk dan air
aki mempunyai pH antara 0 hingga 7, sedangkan air laut dan cairan pemutih
mempunyai sifat basa (yang juga di sebut sebagai alkaline) dengan nilai pH 7 –
14. Air murni adalah netral atau mempunyai nilai pH 7.
1.Pentingnya pH
tanah
pH tanah atau
tepatnya pH larutan tanah sangat penting karena larutan tanah mengandung unsur
hara seperti Nitrogen (N), Potassium/kalium (K), dan Pospor (P) dimana tanaman
membutuhkan dalam jumlah tertentu untuk tumbuh, berkembang, dan bertahan
terhadap penyakit.
Jika pH larutan
tanah meningkat hingga di atas 5,5; Nitrogen (dalam bentuk nitrat) menjadi
tersedia bagi tanaman. Di sisi lain Pospor akan tersedia bagi tanaman pada Ph
antara 6,0 hingga 7,0.
Beberapa
bakteri membantu tanaman mendapatkan N dengan mengubah N di atmosfer menjadi
bentuk N yang dapat digunakan oleh tanaman. Bakteri ini hidup di dalam nodule
akar tanaman legume (seperti alfalfa dan kedelai) dan berfungsi secara baik
bilamana tanaman dimana bakteri tersebut hidup tumbuh pada tanah dengan kisaran
pH yang sesuai.
Sebagai contoh,
alfalfa tumbuh dengan baik pada tanah dengan pH 6,2 hingga 7,8; sementara itu
kedelai tumbuh dengan baik pada tanah dengan kisaran pH 6,0 hingga 7,0. Kacang tanah
tumbh dengan baik pada tanah dengan pH 5,3 hingga 6,6. Banyak tanaman termasuk
sayuran, bunga dan semak-semak serta buah-buahan tergantung dengan pH dan
ketersediaan tanah yang mengandung nutrisi yang cukup.
Jika larutan
tanah terlalu masam, tanaman tidak dapat memanfaatkan N, P, K dan zat hara lain
yang mereka butuhkan. Pada tanah masam, tanaman mempunyai kemungkinan yang
besar untuk teracuni logam berat yang pada akhirnya dapat mati karena keracunan
tersebut.
Herbisida,
pestisida, fungsisida dan bahan kimia lainnya yang digunakan untuk memberantas
hama dan penyakit tanaman juga dapat meracuni tanaman itu sendiri. Mengetahui
pH tanah, apakah masam atau basa adalah sangat penting karena jika tanah
terlalu masam oleh karena penggunaan pestisida, herbbisida, dan fungisida tidak
akan terabsorbsi dan justru akan meracuni air tanah serta air-air pada aliran
permukaan dimana hal ini akan menyebabkan polusi pada sungai, danau, dan air
tanah.
2.Pengaruh
pH tanah terhadap pertumbuhan tanaman:
Menentukan
mudah tidaknya ion-ion unsur hara diserap oleh tanaman. Pada umumnya unsur hara
akan mudah diserap tanaman pada pH 6-7, karena pada pH tersebut sebagian besar
unsur hara akan mudah larut dalam air.
Derajat pH
dalam tanah juga menunjukkan keberadaan unsur-unsur yang bersifat racun bagi
tanaman. Jika tanah masam akan banyak ditemukan unsur alumunium (Al) yang
selain meracuni tanaman juga mengikat phosphor sehingga tidak bisa diserap
tanaman. Selain itu pada tanah masam juga terlalu banyak unsur mikro yang bisa
meracuni tanaman. Sedangkan pada tanah basa banyak ditemukan unsur Na (Natrium)
dan Mo (Molibdenum)
Kondisi pH
tanah juga menentukan perkembangan mikroorganisme dalam tanah. Pada pH 5,5 – 7
jamur dan bakteri pengurai bahan organik akan tumbuh dengan baik. Demikian juga
mikroorganisme yang menguntungkan bagi akar tanaman juga akan berkembang dengan
baik.
Setelah kita
mengukur pH tanah dan telah kita ketahui keasamannya lalu apa yang akan kita
perbuat pada tanah kita tersebut?
Jika pH
tanah yang kita ukur tadi tidak sesuai harapan kita tentunya kita akan mencoba
mengubah pH tanah tersebut sesuai dengan yang kita harapkan. Sebenarnya setiap
tanaman memerlukan pH tertentu yang spesifik untuk pertumbuahnnya yang optimal,
akan tetapi pH tanah yang ideal untuk semua jenis tanaman pangan, perkebunan
dan hortikultura di Indonesia adalah antara 6 sampai 7. Jika pH tanah kita
sudah menyimpang dari kisaran tersebut maka segeralah mengatasinya. Sebagai
contoh jika pH tanah dibawah 6 itu berarti tanah masam dan jika lebih dari 7
berarti basa.
3.Mengatasi
Tanah Masam
Pengapuran
untuk meningkatkan pH dan mengatasi keracunan Al. Untuk mengatasi kendala
kemasaman dan kejenuhan Al yang tinggi dapat dilakukan pengapuran. Kemasaman
dan kejenuhan Al yang tinggi dapat dinetralisir dengan pengapuran. Pemberian
kapur bertujuan untuk meningkatkan pH tanah dari sangat masam atau masam ke pH
agak netral atau netral, serta menurunkan kadar Al. Untuk menaikkan kadar Ca
dan Mg dapat diberikan dolomit, walaupun pemberian kapur selain meningkatkan pH
tanah juga dapat meningkatkan kadar Ca dan kejenuhan basa. Terdapat hubungan
yang sangat nyata antara takaran kapur dengan Al dan kejenuhan Al. Dosis kapur
disesuaikan dengan pH tanah, umumnya sekitar 3 t/ha, berkisar antara 1-5t/ha. Kapur
yang baik adalah kapur magnesium atau dolomit yang dapat sekaligus mensuplai Ca
dan Mg.
Pemberian
Bahan Organik. Bahan organik selain dapat meningkatkan kesuburan tanah
juga mempunyai peran penting dalam memperbaiki sifat fisik tanah. Bahan organik
dapat meningkatkan agregasi tanah, memperbaiki aerasi dan perkolasi, serta
membuat struktur tanah menjadi lebih remah dan mudah diolah. Bahan organik
tanah melalui fraksi-fraksinya mempunyai pengaruh nyata terhadap pergerakan dan
pencucian hara. Asam fulvat berkorelasi positif dan nyata dengan kadar dan
jumlah ion yang tercuci, sedangkan asam humat berkorelasi negatif dengan kadar
dan jumlah ion yang tercuci. Penyediaan bahan organik dapat pula diusahakan
melalui pertanaman lorong (alley cropping). Selain pangkasan tanaman dapat
menjadi sumber bahan organik tanah, cara ini juga dapat mengendalikan erosi. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa penanamanFlemingia sp. dapat meningkatkan pH
tanah dan kapasitas tukar kation serta menurunkankejenuhan Al. Petani
menyadari bahwa pemberian pupuk organik dapat meningkatkan kesuburan tanah. Menurut
mereka, pengaruh pupuk organik dalam memperbaiki kesuburan tanah kurang spontan
akan tetapi pengaruhnya lebih tahan lama. Sedangkan pupuk buatan pengaruhnya
spontan akan tetapi hanya tahan beberapa minggu atau bulan. Pupuk organik yang
digunakan adalah pupuk hijau, kotoran ternak, bagas, dan sebagainya. Berdasarkan
pengalaman bahwa pengusahaan tanaman semusim yang sebagian besar biomasanya
tidak dikembalikan, lebih cepat menguras zat makanan yang ada di tanah, mereka
mulai belajar mengembalikan sisa-sisa panen ke lahan.
Pemberian
Pupuk Phospat. Kekahatan P merupakan salah satu kendala utama bagi
kesuburan tanah masam. Tanah ini memerlukan P dengan takaran tinggi untuk
memperbaiki kesuburantanah dan meningkatkan produktivitas tanaman. Untuk
mengatasi kendala kekahatan P umumnya menggunakan pupuk P yang mudah larut
seperti TSP, SP-36, SSP, DAP. Pupuk tersebut mudah larut dalam air sehingga
sebagian besar P akan segera difiksasi oleh Al dan Fe yang terdapat di dalam
tanah dan P menjadi tidak tersedia bagi tanaman. Fosfat alam dengan kandungan
Ca setara CaO yang cukup tinggi (>40%) umumnya mempunyai reaktivitas
tinggi sehingga sesuai digunakan pada tanah-tanah masam. Sebaliknya, fosfat
alam dengan kandungan sesquioksida tinggi (Al2O3 dan Fe2O3) tinggi kurang
sesuai digunakan pada tanah-tanah masam.
Pengaturan
sistem tanam. Pengaturan sistem tanam sebenarnya hanya bersifat untuk
mencegah keasaman tanah atau mencegah kemasaman tanah yang lebih parah. Hal ini
berkaitan erat dengan artikel maspary yang berjudul Mengatasi Tanah
Asem- asemen Pada Padi Sawah. Pemberaan. Untuk mempertahankan
kesuburan tanah, petani memberakan lahan [Bahasa Jawa: bero] atau
membiarkan semak belukar tumbuh di lahan yang telah diusahakan beberapa musim. Menurut
mereka, tanaman akan tumbuh lebih baik pada lahan yang sebelumnya diberakan. Bera
dengan hanya mengandalkan suksesi alami memerlukan waktu lebih lama untuk
mengembalikan kesuburan tanah. Tumpanggilir. pengusahaan satu jenis
tanaman semusim saja selama tiga tahun berturut-turut menyebabkan tanah menjadi
“kurus” dan “cepat panas”. Menurut pengamatan petani, jenis tanaman pangan yang
banyak menguras zat makanan dalam tanah [Bhs.Jawa : ngeret lemah] adalah
ubikayu, ketela rambat dan kacang tanah.Tumpangsari. Beberapa petani juga
melakukan tumpangsari di lahan mereka. Pada umumnya dasar keputusan petani
untuk memilih sistem tumpangsari adalah karena alasan ekonomi, bukannya
kesadaran untuk mempertahankan kesuburan tanah. Misalnya pendapatan petani dari
hasil tumpangsari jagung dan padi ternyata lebih besar dari hasil jagung atau
padi monokultur. Pencegahan erosi. Pada dasarnya petani menyadari
pentingnya pencegahan erosi di lahan mereka, terutama pada lahan yang curam. Beberapa
usaha yang telah dicoba adalah dengan membuat guludan sejajar kontur atau
menggunakan batang pohon yang ditebang pada saat pembukaan lahan sebagai
teras-teras akan tetapi karena intensitas curah hujan yang tinggi serta
struktur tanah yang kurang mantap menyebabkan guludan tersebut mudah longsor. Sebagian
petani ada yang membuat guludan tegak lurus arah kontur, sehingga air limpasan
bisa mengalir lebih cepat. Cara ini memang bisa mengurangi kerusakan guludan
dan mempercepat pematusan karena tanaman tertentu tidak menyukai tanah yang
terlalu basah, tetapi pengikisan tanah (erosi) tetap terjadi.
Pemberian
Mikroorganisme Pengurai. Terdapatnya bahan organik yang belum terurai juga akan
menyumbangkan tingkat keasaman tanah, pristiwa ini sering maspary lihat pada tanah-tanah
sawah yang terlalu cepat pengerjaannya. Pemberian mikroorganisme pengurai akan
mempercepat dekomposisi bahan organik dalam tanah sehingga akan membantu
ketersediaan dan keseimbangan unsur hara. Selain itu perombakan bahan organik
juga akan menyeimbangkan KTK tanah.
4.Mengatasi
Tanah Basa
Untuk
mengatasi tanah-tanah basa menurut maspary bisa dilakukan dengan cara pemberian
sulfur atau belerang. Pemberian belerang bisa dalam bentuk bubuk belerang atau
bubuk sulfur yang mengandung belerang hampir 100 % . Pemberian pupuk yang
mengandung belerang kurang efektif jika digunakan untuk menurunkan pH. Beberapa
pupuk yang mengandung belerang yang bisa digunakan antara lain ZA ( Amonium
sulfat ), Magnesium sulfat, Kalium sulfat, tembaga sulfat dan seng sulfat. Pemberian
bahan organik/ pupuk organik juga bisa membantu menormalkan pH tanah.
BAB III
Kesimpulan
Berdasarkan
jumlah kebutuhannya Unsur Hara bagi tanaman, dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
· Unsur
Hara Makro Adalah Unsur hara yang diperlukan
tanaman dalam jumlah besar
· Unsur
Hara Mikro Adalah Unsur
hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah kecil.
Unsur Hara
Makro terdiri dari :N,P,K,Ca,Mg,dan S,sedangkan Unsur Hara Mikro terdiri dari:
Fe,Mn,B,Mo,Cu,Zn,dan
Cl.
pH adalah tingakat
keasaman atau kebasa-an suatu benda yang diukur dengan menggunakan skala pH
antara 0 hingga 14. Sifat asam mempunyai pH antara 0 hingga 7 dan sifat basa
mempunyai nilai pH 7 hingga 14. Sebagai contoh, jus jeruk dan air aki mempunyai
pH antara 0 hingga 7, sedangkan air laut dan cairan pemutih mempunyai sifat
basa (yang juga di sebut sebagai alkaline) dengan nilai pH 7 – 14. Air murni
adalah netral atau mempunyai nilai pH 7.
DAFTAR
PUSTAKA
· Siti
Istiqomah. Menanam Hidroponik. Penerbit: Ganeca Exact.
· Pinus
Lingga. 1984. Hidroponik: Bercocok tanam tanpa tanah. Penerbit: Niaga Swadaya.
- Lingga P, Marsono. 2002. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Hlmn:6. Jakarta: Penebar Swadaya.
- Soepardi G. 1983. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Departemen Ilmu Tanah-Fakultas Pertanian. Hlmn:4. Bogor: Institut Pertanian Bogor
- (Inggris) Rao NSS.1995. Soil Microorganisms and Plant Growth. Ed ke-3. New Hampshire: Science Publishers Inc.
- Saraswati R.1999. Teknologi pupuk mikrob multiguna menunjang keberlanjutan sistem produksi kedelai. J Mikrobiol Indones 4 (1): 1-9.
- Aryantha I, DP Lestari, N Pangesti. 2004. Potensi isolat penghasil IAA dalam peningkatan pertumbuhan kecambah kacang hijau pada kondisi hidroponik. J Mikrobiol Indones 9 (2): 43-46.
- Musnamar EI. 2003.Pupuk Organik: Cair & Pdat, Pembuatan dan Aplikasi. Hlmn 7-13. Jakarta: Penebar Swadaya
1 komentar:
kadangpintar: Play now and win with our online casino!
kadangpintar: Play now and 메리트 카지노 쿠폰 win with our online casino! · 카지노사이트 More information · Get the latest promotions and promotions. · No Deposit Bonus kadangpintar · 100%
Posting Komentar